top of page

Air Mancur Sribaduga

Tidak lengkap rasanya singgah di Kota Purwakarta tanpa menyempatkan menikmati keindahan Taman Sri Baduga. Selain menjadi ciri khas Purwakarta, Taman Sri Baduga juga telah menjadi sarana atraksi dalam berbagai kegiatan; termasuk air mancur Sri Baduga nan cantik berhiaskan cahaya warna-warni yang mampu menari diiringi musik.

Tersimpan perjalanan panjang sebelum pada akhirnya Taman Sri Baduga menjadi landmark kebanggaan warga Purwakarta. Untuk memulainya, kita tak bisa lepas dari Situ Buleud, danau yang berada di dalam Taman Sri Baduga.

Dahulu kala, sewaktu Purwakarta masih serupa hutan belantara, pendiri Purwakarta, R.A. Suriawinata, mulai merintis pembangunan Situ Buleud pada tahun 1830. Pembangunan terus berlanjut sampai pemerintahan bupati berikutnya. Situ Buleud bisa dibilang menjadi saksi bisu perpindahan Ibukota Kabupaten Karawang dari Wanayasa ke Sindangkasih (Purwakarta). Pada tanggal 27 Desember 2014, Taman Sri Baduga yang melingkari Situ Buleud diresmikan dibawah kepemimpinan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Sejak itu pula, taman ini tidak pernah sepi pengunjung, terutama saat akhir pekan.

Taman Sri Baduga bertempat di Jalan KK Singawinata, Kampung Situ, Desa Nagri Kaler. Lokasinya yang strategis membuatnya sangat mudah diakses dari segala penjuru Purwakarta. Patung badak berwarna putih di depan taman ini menjadi simbol bahwa pada zaman dahulu kala, Situ Buleud pernah menjadi tempat berkubang para badak yang datang dari daerah Cikumpau dan Simpeureun.

Kini, Taman Sri Baduga dilengkapi dengan air mancur berskala internasional. Pertunjukan air mancur Sri Baduga yang mempunyai unsur light effect dan semburan api di atas air itu disebut-sebut sebagai air mancur terbesar se-Asia Tenggara. Siraman air yang bersinergi dengan alunan musik menjadi hiburan yang mampu menyihir audiens. Apalagi, pertunjukan ini digelar pada malam hari, sudah pasti warna-warni lampu yang menyorot air mancur akan indah untuk ditangkap oleh mata kamera.

Taman Sri Baduga bisa diakses setiap hari pada jam-jam yang telah disediakan. Akan tetapi, pertunjukan Air Mancur Sri Baduga hanya diselenggarakan setiap malam Minggu. Tak ada pungutan biaya apa pun untuk masuk area taman. Yang terpenting, selalu jaga kebersihan dan ketertiban bersama, ya, Sahabat Purwakarta.

​

​

Gunung Parang

​

​

Selain menyuguhkan wisata heritage, budaya dan kuliner, Purwakarta juga menawarkan wisata outdoor. Jika Sahabat Purwakarta senang berkegiatan di alam terbuka, maka Gunung Parang dapat menjadi sarana untuk bertualang.

Gunung Parang berlokasi di Kampung Cihuni, Desa Sukamulya, Kecamatan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Tempat ini berdekatan dengan Waduk Jatiluhur. Gunung Parang merupakan gunung batu andesit yang mempunyai titik kulminasi 963 meter di atas permukaan laut. Gunung ini terdiri dari tiga puncak yang masing-masing memiliki perbedaan ketinggian. Medan vertikalnya seolah menantang para pemanjat (baik dari dalam maupun luar negeri) untuk turut merasakan rock climbing di Gunung Parang.

Adalah Kampung Badega Gunung Parang yang didaulat menjadi perkampungan yang mengakomodir kebutuhan para pemanjat tebing, sekaligus menjadi akses untuk memulai pemanjatan. Kampung ini diresmikan pada 17 Desember 2013 oleh Kang Dedi Mulyadi, selaku bupati Purwakarta. Nama ‘Badega’ sendiri berarti ‘penjaga’. Karena ingin memperkenalkan konsep fun climbing untuk semua kalangan, kini Gunung Parang juga sudah dilengkapi dengan jalur via ferrata sebagai alternatif trekking +climbing. Keamanan tentu menjadi hal penting. Sling dan carabiner tetap dipersiapkan sebelum Sahabat Purwakarta memulai pemanjatan. Selain itu, Badega Parang yang berkonsep ‘Sunda’ juga diharapkan mampu menaikkan kembali kebudayaan Sunda. 

Kurang berminat dengan kegiatan panjat tebing? Jangan khawatir, Gunung Parang pun menawarkan jalur pendakian yang terbilang menantang. Meski tidak setinggi kebanyakan gunung di pulau Jawa, namun tingkat kesukaran pendakian Gunung Parang tidak bisa diremehkan. Sejak memasuki batas hutan, Sahabat Purwakarta akan terus menemui jalur bebatuan terjal. Tak jarang Sahabat Purwakarta harus merasakan lutut menempel dengan dada kala mendaki. Maka dari itu, bawalah air minum ekstra dan persiapkan fisik, alat-alat pendakian, juga mental sebaik mungkin.

Apakah pemandangannya sepadan dengan tingkat kesulitan pendakiannya? Tentu saja. Saat tiba di Puncak Gunung Parang, Sahabat Purwakarta akan disuguhi dengan pemandangan Waduk Jatiluhur, hamparan pegunungan, lampu-lampu kota, juga sawah-sawah yang luas menghijau. Jadi, siapkan tendamu, dan rasakan hangatnya secangkir persahabatan di tengah desau angin dan langit penuh gemintang Gunung Parang.

​

​

Waduk Jatiluhur

​

​

Bendungan (atau waduk) Jatiluhur mulai dibangun sejak tahun 1957. Kini, Bendungan tersebut memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000 ha sawah, air minum, budi daya perikanan, dan pengendali banjir yang dikelola oleh Perum Jasa Trita II. Ternyata, selain menjadi PLTA dengan sistem limpasan terbesar di dunia, bendungan Jatiluhur juga merupakan bendungan serba guna pertama di Indonesia. Itu terbukti dengan hadirnya fasilitas rekreasi Grama Tirta Jatiluhur. Nama ‘Grama Tirta’ sendiri diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti ‘Kampung Air’. Itu tentu beralasan, mengingat Grama Tirta Jatiluhur memiliki panorama danau terbentang seluas 8.300 ha. 

Kawasan Wisata Grama Tirta Jatiluhur sangat mudah diakses. Ia berlokasi di Kecamatan Jatiluhur; berjarak sekitar lima belas menit dari pusat kota, enam kilometer dari pintu gerbang tol Jatiluhur, atau sekitar empat puluh menit dari Bandung, dan 1,5 jam dari Pintu tol Pondok Gede.

Lantas, apa saja yang dapat Sahabat Purwakarta lakukan di Grama Tirta Jatiluhur? Sahabat Purwakarta dapat berolahraga dan melakukan rekreasi air seperti mendayung, berski air, berselancar angin, juga menggunakan kapal pesiar. Selain itu, ada juga Jatiluhur Water World (JWW). Di dalam JWW terdapat banyak kolam renang dengan berbagai ukuran; dari standar olimpiade, kolam untuk berseluncur, hingga kolam yang dangkal. Permainan air dijamin makin seru dengan adanya wahana ember tumpah dan bungee trampoline. Bila itu masih kurang, Grama Tirta Jatiluhur juga menyediakan fasilitas flying fox untuk Sahabat Purwakarta yang ingin merasakan adrenalinnya terpompa. 

Penikmat alam? Grama Tirta Jatiluhur menawarkan panorama cantik. Barisan pegunungan dan kicau burung siap sedia menemani kesunyian alam. Ketika senja datang, panca indera dimanjakan dengan kemuning langit yang berkilauan di permukaan danau. Dan saat sore berganti malam, memancing ikan—lalu menikmati ikan bakar—dapat menjadi kesenangan tersendiri yang pastinya akan membuat Sahabat Purwakarta tak ingin pulang. Jadi, tunggu apa lagi? Berkemaslah dan singgahlah ke Grama Tirta Jatiluhur.

​

​

​

​

​

​

​

​

taman-sri-baduga-purwakarta-1.jpg
presiden-joko-widodo-singgah-di-taman-ai
parang (3).jpg
parang (1).jpg
parang (2).jpg
waduk.jpg
pelabuhan-biru.jpg
istora.jpg
jatiluhur.jpg
kapal.jpg
bendungan-jatiluhur.jpg

Jl. Pramuka No.75 Purwakarta  +62 838-0827-7441

© 2018 by Moli Travel Agent. Proudly created with CV. RAKA ANUGERAH

bottom of page